Berdaya Berkat Kegigihan dan Menolak untuk Me
Berdaya Berkat Kegigihan dan Menolak untuk Menyerah Gi...
Kegiatan Setelah Bergabung Dengan Pekka
Nama saya Maidawati atau biasa dipanggil kak Maida, Kelahiran Kota Banda Aceh, 14 Mei 1973. Saat ini berstatus ibu dari dua anak dan istri dari Jumadi. Beragama Islam dan berkewarganegaraan Indonesia. Saya tinggal bersama suami dan anak-anak saya di Desa Paku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Saat ini saya aktif di organisasi Pekka. Adapun riwayat pendidikan saya dimulai sejak menempuh pendidikan SD pada tahun 1980-1986. Kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 1 Meureudu pada tahun 1986-1989. Setelah lulus SMP saya tidak melanjutkan lagi ke SMA, tapi saya masuk ke pondok pesantren selama satu tahun, keluar dari pesantren saya jadi guru ngaji sampai saat ini. Karir saya di mulai dari tahun 2017, saya menjadi guru PAUD Desa di tunjuk oleh bapak kepala desa, menjadi guru ngaji di desa, jadi PRG (Petugas Registrasi penduduk Gampong) dan pada tahun 2021 saya di angkat menjadi aparatur desa dengan jabatan KAUR UMUM.
Sebelum saya bergabung di Pekka, dulu saya pernah bergabung dengan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) merupakan kelompok – kelompok yang didirikan berdasarkan inisiatif langsung dari masyarakat. KOMPAK masuk ke Desa Paku pada tahun 2016 dan berakhir tahun 2018, KOMPAK bermitra dengan Gerakan Anti Korupsi (GERAK). Kami di Desa Paku dibimbing dan dibina oleh GERAK. Saya dipilih menjadi Fasilitator Masyarakat (FM) dan menjadi anggota Rencana Duek Pakat Gampong (RDPG). Pada tahun 2019 di bulan Juli masuklah Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) ke Desa Paku.
Awal mulanya ketika Pekka masuk ke Desa Paku, masyarakat kurang simpatik dan saya juga tidak merasa tertarik sedikit pun, karena kader-kader Pekka yang datang waktu itu tidak ada yang berpakaian dinas, kami merasa tidak ada kekuatan hukum, jadi kami acuh dan tidak peduli. Biasanya bila ada tamu yang datang ke desa selalu berpakaian dinas, jadi pada saat itu tahun 2019 tepatnya di bulan Juli, Pekka masuk ke Desa Paku, dan mengajak kami masyarakat Desa Paku untuk bergabung di Pekka, namun masyarakat masih kurang peduli, mungkin karena yang mengajak ini tidak berpakaian dinas jadi merasa tidak resmi dan tidak nampak wibawanya, maka masyarakat kurang tertarik dan tidak berminat untuk bergabung dengan Pekka.
Sebulan kemudian Kader-kader Pekka datang kembali untuk kedua kalinya melakukan sosialisasi lagi, lalu terbentuklah kelompok di Desa Paku. Saya terpilih menjadi ketua kelompok didesa dan kelompok saya diberi nama Serikat Pekka Pulot ijo. Saya seorang penyandang disabilitas, tapi walaupun begitu saya tetap semangat untuk bergabung dengan kelompok organisasi di Pekka, meskipun awalnya saya merasa minder karena kader-kader Pekka banyak yang cantik-cantik, namun rasa minder itu lama-lama hilang dengan sendirinya dan akhirnya saya merasa nyaman bergabung di Pekka.
Lalu kami membentuk simpan pinjam perempuan kelompok Pekka Pulot ijo. setelah itu kami mulai membuat kegiatan berbagai macam arisan yang selama ini belum ada kegiatan tersebut di desa. Kami melaksanakan arisan telur setiap Jumat, karena ibu-ibu setiap hari Jumat ada pengajian di desa, jadi setelah selesai pengajian kami kocok arisan, masing-masing 1 orang membawa 3 butir telur ayam. Anggota yang ikut arisan berjumlah 16 orang, batas waktu lamanya arisan adalah 4 bulan. Setelah habis 4 bulan kami lanjut lagi dengan arisan gula, masing-masing 1 orang membawa setengah kilo gula pasir, begitulah seterusnya. Akhirnya pada tahun 2020 sampai dengan 2021 simpan pinjam kami macet dan arisan pun tidak lagi berjalan, karena adanya Pandemi Covid-19.
Pengalaman saya selama di Pekka, saya sudah pernah ikut pelatihan CO di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Setelah kembali dari Bogor kami mengadakan Klinik Layanan Informasi dan Konsultasi Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (KLIK Pekka) didesa, dan memfasilitasi KLIK Pekka. Saya mengurus Kartu Keluarga (KK) masyarakat yang datanya tidak sinkron langsung ke Dukcapil tanpa ada perantara siapapun. Sayapun mengurus Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP). saya juga terlibat dalam kegiatan Forum Pemangku Kepentingan (FPK).
Belum lama ini, saya sebagai ketua kelompok Serikat Pekka Pulot Ijo, Desa Paku membuka Pekka Mart. Pekka Mart merupakan upaya komunitas Pekka membangun usaha dan pasar kolektif pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari komunitas Pekka dan masyarakat. Kegiatan Pekka Mart ini dilakukan dihari ke 9 bulan ramadhan yang bertempat di Menasah Desa Paku dan dibuka langsung oleh Kepala Desa Paku yang bernama Abdul Wahidin Hamzah dan disaksikan oleh Sekretaris Desa Paku yaitu Bukhari pada hari Senin tanggal 11 April 2022.
Pembukaan Pekka Mart ini dihadiri oleh 14 orang anggota serikat Pekka Pulot ijo Desa Paku, yang selama ini aktif melakukan kegiatan simpan pinjam sehingga terkumpullah modal. Untuk modal awal pembukaan Pekka Mart Sebasar Rp.900.000, dengan modal tersebut saya Maidawati sebagai ketua Pekka Mart membeli beberapa kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, telur, sabun cuci dan agar-agar. Semua barang ini sudah terlebih dahulu dipesan oleh anggota sehingga pada saat pembukaan Pekka Mart semua barang habis terjual. Pekka Mart ini dibuka setiap satu bulan sekali, dan saat ini Pekka martnya sudah berjalan selama 4 bulan. Alhamdulillah dengan izin Allah, selama 4 bulan ini Pekka martnya masih berjalan dengan lancar, semoga kedepannya nanti akan menjadi lebih maju lagi dan tidak macet. Sekarang ini Pekka Mart desa paku belum lagi mendapat tambahan modal dari pihak manapun, saya masih mengembangkan dengan modal sendiri dari swadaya anggota kelompok yaitu simpan pinjam dari anggota untuk anggota.
Pada tahun 2022 saya mengikuti pelatihan Jurnalisme Warga Pekka (JWP) yang dilaksanakan secara online melalui Aplikasi Zoom selama 12 minggu atau 12 kali pertemuan. Awalnya saya tidak mengerti bagaimana pelatihan online melalui zoom dilakukan, lalu akhirnya bisa. Pelatihan JWP ini dimulai dari tanggal 8 April 2022. Selama mengikuti pelatihan JWP saya banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Dari awalnya saya tidak tahu apa-apa, saya tidak bisa menulis cerita, tentang profil, dan tidak bisa menulis berita dan sekarang saya mulai tahu cara menulis cerita atau berita. walaupun belum begitu tepat tanda bacanya, belum begitu lengkap Where, Why, When, What, Who, How (5W1H), maklum saja masih dalam tahap belajar, karena sebelumnya saya belum pernah mengikuti pelatihan JWP jadi masih banyak lagi yang harus dipelajari. Saya akan lebih banyak lagi menulis, membaca dan terus belajar agar tulisan saya bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya di desa saya. Semoga harapan saya ini bisa menjadi kenyataan.