Pekka Yang Membuat Saya Bangkit

Menjadi ibu tunggal memanglah sulit namun bukan alasan untuk saya tidak bisa bangkit. Nama saya Wati saya tinggal di Desa Subur Dusun 2 Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Saya janda dan mempunyai anak satu laki-laki yang bernama Muhammad Fahrizal. Pekerjaan saya sehari-hari jualan kue di pasar pagi daerah Air Joman, nama pasarnya Kebon Sayur. Saya berjualan pagi berangkat jam 5.30 pulang jam 10.00 WIB.  

Sebelum masuk Pekka saya tidak mempunyai akta cerai dan anak saya juga tidak mempunyai akta lahir. Sampai usia 5 tahun anak saya belum mempunyai akta. Saya di tinggalkan suami dari usia anak saya 2 bulan, dia pergi meninggalkan kami tanpa ada beritanya di mana dia berada. Ia berasal dari Riau dan keluarganya banyak tinggal disana maka sulit juga bagi saya untuk mendapatkan informasi terkait dengan keberadaannya. Saya ingat betul ketika dia izin untuk pergi bekerja merantau namun tidak kembali dan menghilang tanpa kabar. Pernah saya datang ke keluarganya saat anak saya berusia satu tahun ternyata ia sudah menikah lagi tetapi keluarganya pun tidak tahu kemana rimbanya.  

Saya harus menghidupi anak saya sendiri, sejak ia lahir pada tahun 2008 anak saya sakit-sakitan karena dia lahir berat badannya hanya 2 kilo 7 ons. Jadi dia perlu perawatan yang lebih di banding bayi-bayi yang normal berat badannya. Saat itu, dokter berkata bahwa penyebab ia kurang berat badannya adalah karena kurang gizi. Saat saya hamil saya tidak bisa makan nasi dan sakit-sakitan, itu semua adalah akibat dari saya yang banyak pikiran karena suami saat itu suka pulang malam hingga tidak pulang. Dilalah ia tidak pulang karena bermain judi. Dengan berjalannya waktu anak saya sekarang sudah berusia 13 tahun. Sebagai orang tua tunggal saya harus berjuang demi anak saya. Apa lagi saya masih ikut orang tua, sementara orang tua kehidupannya pas-pasan. Adik-adik saya masih pada sekolah. Saat itu anak saya tidak minum asi dikarenakan saya tidak bisa menyusui ASI-nya tidak banyak. Keadaan bapak sayapun saat itu sakit-sakitan juga butuh biaya untuk berobat setiap bulannya. Masa itu sangat berat buat saya tapi semua itu harus bisa dilewati itu lah tekat saya demi anak.  

Pertama yang mengenalkan Pekka ke saya adalah Erniati dia anggota kelompok Subur Jaya. Pada saat itu di tahun 2012 saya tidak tau apa itu Pekka. Begitu dikenalkan oleh Erniati mulailah saya ikut Pekka dan mengikuti pertemuan rutin yang diadakan sebulan sekali. Selain pertemuan rutin, saya juga ikut pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Yayasan PEKKA. Pertama saya ikut pelatihan pendataan yang di adakan di aula kantor Camat Air Joman karena Pekka belum mempunyai Center, kita selalu berpindah-pindah saat pelatihan. Terkadang di Bagan Asahan, terkadang lagi di aula gedung sejarah kota Tanjung Balai. Dari situ mulailah aku ikut pelatihan nasional yaitu pelatihan nasional ToT (Training of Trainer) tentang pengembangan kepemimpinan perempuan kepala keluarga, pada tahun 2012 September di Banda Aceh.  

Kemudian tahun 2013 saya mengikuti forum nasional di hotel Grand Cempaka Jakarta. Tahun 2014 saya mengikuti pelatihan media komunitas Pekka. Pengembangan kapasitas jurnalisme warga oleh Serikat Pekka di Lombok. Tahun 2015 ikut Lokakarya Nasional peran penting gerakan perempuan dalam pemberdayaan masyarakat Desa di Bekasi. Pada tanggal 23-25 Maret 2015 lokakarya penguatan hukum keluarga perspektif keadilan Islam di Kabupaten Asahan wilayah Kisaran. Tanggal 30 September 2015 aku menjadi peserta lokakarya manajemen keuangan Serikat Pekka di Bekasi. Tanggal 13-16 November 2016 aku dipilih untuk mengikuti pelatihan nasional untuk promotor Pekka atau yang disebut Pekka Perintis: perempuan kepala keluarga Inovator Indonesia.  

Dengan banyaknya pelatihan yang saya dapatkan, saya di angkat menjadi bendahara serikat tingkat kabupaten selama 2 Periode. Saya juga menjadi panitia KLIK Pekka (Klinik Layanan Informasi Dan Konsultasi) karena seringnya kami mengadakan KLIK, sekarang Pekka sudah dikenal oleh pemerintah daerah. Biasanya selama ini kami yang selalu mengundang sekarang kami yang di undang dalam acara-acara yang diakan oleh pemerintah seperti: Peringatan Hari Ibu, Pelatihan-pelatihan, rapat-rapat di kantor camat, Musrenbang desa dan kecamatan juga perayaan hari besar lainnya. Setiap ada pelatihan atau acara di Instansi Pemerintahan saya selalu ikut, seperti hari Ibu, pelatihan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), pelatihan perizinan, pelatihan pengemasan olahan makanan, hingga pelatihan membatik.  

Bupati Asahan juga mengundang ibu-ibu Pekka untuk menjadi peserta kegiatan orientasi kepemimpinan perempuan pada tanggal 2 Maret 2022 di Kisaran. Dalam kegiatan ini, terdapat juga edukasi kebijakan, perlindungan perempuan dan pendampingan layanan perlindungan perempuan yang merupakan kewenangan kabupaten/kota.   

Saya sudah bisa menjadi fasilitator pelatihan visi-misi. Saya juga berani bicara di depan orang banyak, dari situ saya sudah mampu melakukan kunjungan ke camat-camat khususnya, dengan Kecamatan Air Joman. Setiap bulan pada hari Jum’at kami mengadakan gotong royong dan memberikan sembako kepada anak yatim dan lansia bersama ibu-ibu Pekka yang ada di Air Joman. Pekka yang membuat saya bisa berbicara di depan orang banyak dan Pekka juga yang bisa merubah hidup saya. Pekka sudah mendarah daging dalam tubuh saya. Sehari saya tak bertemu dengan kawan-kawan Pekka atau tidak berkegiatan kalau berdiam diri saya jadi sakit. Jadi kami selalu ada saja kesibukan yang kami kerjakan selama itu positif dan bermanfaat buat orang banyak.  

Terima kasih Pekka sudah hadir dalam hidup ku.  

 

Bagikan Cerita Ini

Cerita Terkait

Leave a Comment