Sebutlah nama aku Dewi Setiasih. Usia aku 37 tahun. Aku berasal dari Kabupaten Subang Jawa Barat. Aku seorang perempuan tangguh, tertutup, pantang menyerah dan bercita-cita bisa berguna bagi orang lain.  Perawakanku berkulit putih seperti dominan gadis sunda, berbadan gempal dan murah senyum.

Perjalanan pahitku sewaktu kecil, orang tuaku bercerai. Ini menjadikan cambuk bagiku untuk terus kuat dan tangguh. Berbagai macam kejadian dan perlakuan yang kurang adil sering terjadi terhadapku, seperti pèngucilan. Suatu waktu pertemuan keluarga besar, saat berkumpul, aku sering disuruh bantu-bantu di dapur sedangkan keluarga yang lain beserta anak-anaknya ikut makan bersama dikarenakan aku tidak berayah dan beribu. Caci maki kerap keluar dari mulut para tetangga dikarenakan ayahku yang meninggalkanku sejak kecil sakit rasanya hati ini. Hingga tinggal dan diasuh berpindah-pindah mulai dititip di rumah nenek, pindah lagi dititipkan di rumah  bibi.  

Pendidikan yang aku tempuh yaitu di SD Negeri Cimanggu II pada Tahun 1996/1997. Kemudian melanjutkan MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) 1 Cisalak pada tahun 2000. Mengikuti Paket C di PKBM Rini Handayani Bekasi menjadi pilihan sekolah alternatif pada tahun 2003. Sempat melanjutkan ke STKIP PANCASAKTI Bekasi di tahun 2010. Ada Cerita yang berkesan bagi aku yaitu selepas lulus MTs dengan berat hati tidak dapat melanjutkan pendidikan selanjutnya dikarenakan tidak ada satu orangpun yang bertanggung jawab atas pembiayaan. Tetapi keinginan aku untuk terus melanjutkan sekolah dengan berbagai cara, yang akhirnya ada kesempatan untuk melanjutkan pendidikan walau hanya ikut kejar Paket C. Pada waktu itu Paket C masih terasa asing dan aneh. Walau sekolah di Paket C aku tetap bekerja serabutan  mulai dari buruh cuci, setrika, momong anak dari saudara ayah tiri aku dengan upahnya dalam bentuk aku diikutsertakan Kejar Paket C. Di tahun 2003 tanpa terasa akhirnya bisa menyelesaikannya dengan penuh rasa bangga.   

Dengan sedikit rasa minder yang bermodalkan ijazah Paket C aku mencoba melamar pekerjaan di PT Indonesia Epson Industri untuk  bersaing dengan pelamar lainnya. Pada waktu itu tahun 2003 bertempat di Gedung Juang Tambun, Bekasi  berebut formulir pendaftaran untuk mengikuti tes. Alhamdulillah dengan segala daya upaya serta doa berhasil diterima walaupun sebagai tenaga kontrak. Aku bertahan di Epson sebagai tenaga kontrak yang keluar masuk dari tahun 2003 hingga 2011.  

Seiring waktu perjalanan hidup, pada bulan Mei 2006 memutuskan dan menggantungkan  hidup aku kepada seorang lelaki untuk dijadikan seorang suami. Dengan berbagai harapan dan impian, pernikahan kami awalnya bahagia  dengan dikirim malaikat kecil pertama kami pada tahun 2007. Suka dan duka kehidupan berumah tangga keluarga kecil kami  begitu indah. Dengan rasa bangga suami aku memperbolehkan aku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi  yaitu di STKIP PANCA SAKTI Bekasi. Selanjutnya suamiku ingin bercita-cita memberikan kehidupan yang lebih kepada kami, keluarga kecilnya maka pada tahun 2010 suamiku berpamitan untuk mencari nafkah sekaligus menengok orang tuanya di daerah Maluku Utara. Dengan berat hati kami mengijinkannya.  

Di tahun pertama kepergiannya, kami masih berkomunikasi dengan baik dan nafkah lancar serta perasaan rindu selalu menyelimuti kami. Tahun 2015 suami pulang bertepatan dengan di khitannya anak pertama kami. Setelah selesai khitan dan merasa urusannya belum selesai suami aku berpamitan kembali untuk bekerja. Pada saat suami aku pamit kerja kami mendapatkan hadiah terindah yaitu aku hamil anak kedua yang lahir di tahun 2016. Bergantinya hari, bergantinya bulan suami merasa di tempatnya bekerja terlalu banyak masalah dan merasa pusing. Lama-lama kami kehilangan kontak dan mungkin suami merasa malu dengan banyak janji yang belum sempat dia tepati hingga akhirnya menghilang. Dia selalu titip pesan sebelumnya suatu saat kalau sudah berhasil dia pasti datang kembali untuk aku dan anak-anaknya.  

Untuk mengisi kekosongan waktu aku aktif di berbagai kegiatan yang ada di sekitar wilayah baik desa kecamatan bahkan sampai kabupaten. mulai dari menjadi Kader Posyandu yang bertugas setiap 1 bulan sekali melakukan penimbangan dan pemeriksaan balita dan ibu hamil di wilayah Kampung Patrol Desa Cimanggu. Menjadi Kader PKK sejak tahun 2015 sampai sekarang sekarang yang masih dipercaya menjadi sekretaris PKK Desa Cimanggu. Adapun tugasnya adalah membuat laporan dan pengarsipan, penyuluhan kepada warga masyarakat di wilayah Desa Cimanggu. Kesibukan pun berlanjut menjadi Sekretaris BKMM (Badan Kerjasama Majelis taklim Mesjid) tingkat desa, dengan tugas melaporkan kegiatan pengajian BKMM. Kegiatan ini diadakan setiap 3 bulan sekali di wilayah Desa Cimanggu.  

Dengan kemampuan yang aku miliki, aku mengabdikan diri menjadi tenaga sukarela yaitu guru pada TK Islam Darul Falah. Aku bertugas sebagai operator Dapodik dan guru kelas. Bahagia rasanya dapat melihat dan mendampingi anak-anak calon penerus bangsa.  

Pada tahun 2011 berawal dari informasi yang diberikan oleh Teh Imas Masriyah, sebagai Pos KB Desa atau atasan kader posyandu, mengajak untuk bergabung di Pekka. Pada saat itu masih bingung apa itu Pekka. Pada awal gabung di Pekka hanya terpikirkan untuk mendapatkan bantuan pinjaman LKM, belum tau apa maksud dan tujuan Pekka sendiri. Lama-lama dengan ikutnya pertemuan bersama kelompok Mawar yang ada di Cimanggu. Ditambah dengan penguatan Visi Misi oleh Teh Mibna, semakin penasaran ada apa dengan Pekka ini. Dengan rasa penasaran setiap ada kegiatan Pekka baik di tingkat kelompok maupun Serikat, aku selalu ingin tahu dan ingin ikut terus. Semakin sering kumpul aku merasa semakin ilmu bertambah terus dan terus. Berbagi cerita suka duka dengan berbagai macam kehidupan perempuan, tertawa bersama, makan bersama, suka duka bercerita sepuas hati, hingga akhirnya aku pun senang sekali terhadap Pekka. Berbagai pelatihan baik tingkat kabupaten dan nasional telah aku ikuti diantaranya:  

  

Pelatihan kader data yang dilaksanakan di tahun 2018, setelah pelatihan paradigta hampir selesai, aku diminta mendata kembali calon paradigta untuk di input kembali datanya. Pelatihan data tersebut diikuti 4 kabupaten dari wilayah Jawa Barat, yaitu Subang, Karawang, Sukabumi dan Cianjur. Selama 3 hari diberikan materi seputar data dari mulai cara menginput data, sekaligus mempraktekkannya hingga membuat email sendiri. Berkat pelatihan data tersebut  sekarang serikat Pekka Subang sering memberikan kepercayaan untuk penginputan data di pemerintahan dan organisasi lain baik di tingkat Desa, Kecamatan, maupuan Kabupaten.  

Pelatihan paradigta, berawal dari keaktifan sebagai kader posyandu di Desa Cimanggu diberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Kelas Paradigta pada Tahun 2017. Kegiatan kelas yang rutin diadakan seminggu 2 kali bertempat di Center Pekka Subang yang diikuti 90 orang. Pada waktu itu, berbagai modul dipelajari dengan slogannya yang masih terngiang adalah  PEREMPUAN HEBAT DESA BERDAULAT.  Begitu pengaruhnya ilmu paradigta terhadap aku hingga tahu bagaimana cara beradvokasi, mengetahui Perdes-perdes yang ada di desa. Walaupun hingga saat ini baru aku sadari sambil tersenyum sendiri karena belum ikut wisuda dikarenakan pada saat wisuda berbarengan dengan adanya kegiatan Mubes Serikat Kabupaten di wilayah sukabumi yang harus aku ikuti.  

Pelatihan TOT (Training of Trainer) Mentor Paralegal pada tahun 2019 Serikat pekka Subang diberi kesempatan untuk mengirimkan calon mentor paralegal. Ketua Serikat Pekka subang mempercayakan salah satu calon mentor itu kepada aku, yang mana perwakilan dari subang berjumlah 3 orang, yaitu aku, Tati dan Endah (Ketua Serikat Pekka Subang). Dengan adanya pelatihan tersebut kami diberikan kesempatan untuk lebih peduli dan membantu para perempuan dan masyarakat marjinal lainya. Tujuan dari adanya Kelas Paralegal yaitu anggota Pekka yang tidak tahu hukum menjadi tahu, memberikan penyadaran hukum, memberikan informasi kaitan hukum, mencari bantuan hukum lanjutan. Aku merasa ada manfaat lain yang didapat dengan jadi mentor paralegal aku bersama peserta kelas menjadi bisa mengenal lebih dalam dan melakukan advokasi ke UPT PPA, Polres Subang, Pengadilan Negeri, Parenting orang tua kaitan hukum dan legalitas hukum, pendampingan kasus, pendampingan Isbat Nikah di Pengadilan Agama Subang.  

Masih banyak ilmu dan pengalaman yang membanggakan bagi diri aku setelah bergabung dengan Pekka ini. Berawal dari mengisi kekosongan waktu mengalihkan ke hal yang positif karena suami yang tak kunjung datang juga banyak ilmu yang didapat, rasa bangga, percaya diri, pun tumbuh. Terima kasih Pekka, berkahmu aku yang dulu bukan siapa-siapa dan tidak tahu apa-apa menjadi salah satu perempuan yang paling beruntung, bisa membantu mendampingi kasus, bisa melakukan advokasi dan lainnya. Serasa diri sungguh sangat beruntung. 

Bagikan Cerita Ini

Cerita Terkait

Berlari Mengejar Mimpi: Kisah Diri Tuti Nurhe

Berlari Mengejar Mimpi: Kisah Diri Tuti Nurheti Aku Tu...

Leave a Comment