Perjalanan Yang Panjang

Nama saya Saniah, saya dilahirkan di Kota Bangkinang, Provinsi Riau tanggal 22 Februari 1973 tempat Ibu dan Bapak saya merantau. Kedua orang tua saya berasal dari pulau jawa yang mengadu nasib ke kota tersebut. Saya anak ke 5 dari 8 bersaudara. Saya punya 2 kakak laki-laki, dua kakak perempuan, dan 3 adik laki-laki. Pekerjaan bapak saya hanyalah sebagai pencari kayu bakar, ibu sebagai ibu rumah tangga.  Sehingga orang tua saya tidak bisa menyekolahkan kami tinggi-tinggi, seperti saya yang hanya lulusan SMP. Karena tidak melanjutkan sekolah saya memutuskan menikah dengan teman dekat saya yang beda 4 tahun diatas saya.  

Kehidupan berumah tangga tidaklah semudah yang saya bayangkan. Ada pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak dan mendidik anak-anak yang harus dikerjakan. Sewaktu gadis saya tidak mengerjakan perkerjaan rumah  tersebut, karena sudah ada ibu dan kakak-kakak yang mengerjakan. Beruntungnya saya mendapatkan suami yang mau membimbing saya dengan sabar untuk mengerjakan pekerjaan rumah tersebut. 3 tahun setelah menikah saya diboyong suami untuk pindah ke Provinsi lain, tepatnya di Kabupaten Dharmasraya. Alhamdulillah pernikahan kami saat ini sudah memasuki usia ke 33 tahun. Dari pernikahan itu saya dikaruniai 4 anak laki-laki, salah satunya sudah menikah dan saya sudah punya dua cucu laki-laki.  

Sebelum saya mengenal Pekka, saya hanyalah seorang kader Posyandu di tempat saya tinggal, Jorong Sungai Beli, Nagari Gunung Selasih, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Tugas saya sebagai kader posyandu hanya menimbang balita, bayi, serta mencatat dalam hasil pemeriksaan. Pada bulan November 2014 Nagari kami kedatangan tamu dari kader Serikat Pekka Kabupaten Sijunjung. Saya dan beberapa masyarakat di Jorong Sungai Belit diajak berkumpul di rumah salah satu warga yang bernama Dewita, tepatnya pada jam 15:15 WIB. Tidak berselang lama datanglah tamu tersebut bersama dengan orang-orang dari Jorong Kampung Surau.  

Setelah semuanya berkumpul ibu kader Serikat Pekka tersebut memperkenalkan diri, beliau bernama  Susiah dari Jorong Sialang. Dan menjelaskan tentang Pekka dan kriterianya, Saat beliau memperkenalkan tentang Pekka, saya dan beberapa teman-teman celingak-celinguk saja, karena tidak mengerti apa itu Pekka dan tidak berani untuk bertanya, takut ditertawakan jika bertanya. Walaupun ada teman yang bertanya dan dijelaskan lagi tentang Pekka saya tetap belum paham. Salah satu hasil pertemuan tersebut akan diadakan pembentukan kelompok di Jorong tempat saya tinggal pada pertemuan selanjutnya.   

Seminggu setelah kedatangan Ibu Susiah kami kembali berkumpul untuk melakukan pembentukan kelompok seperti yang sudah disepakati. Dengan hasil musyawarah terbentuklah kelompok di Jorong Sungai Belit yang kami berinama kelompok ‘Bukit Tambun Indah’ yang beranggotakan 20 orang. Yang terpilih menjadi ketua kelompok Dewita, bendahara Suyetmi, dan sekretaris saya sendiri. Di kelompok baru ini kami mengagendakan rapat setiap minggu, dengan bermacam kegiatan, mulai  dari simpan pinjam, arisan gula, dan arisan minyak goreng.   

Selain dari pertemuan di tingkat kelompok saya dan Dewita juga mengikuti pertemuan di Serikat Pekka Sijunjung, saat itu kelompok kami masih bergabung dengan Serika Pekka Sijunjung. Setelah 2 tahun bergabung dengan Serikat Pekka saya mulai berani bertanya, menyapa sesama anggota serikat, dan mulai terlibat dalam kegiatan-kegiatan Serikat Pekka. 

Tahun 2017 saya berkesempatan untuk mengikuti Pelatihan JWP  di Jakarta. Saya berangkat bersama Susiah untuk mewakili Serikat Pekka Sijunjung. Saya sangat bangga dan senang bisa naik pesawat dan berkunjung ke Ibu Kota. Ini menjadi pengalaman pertama buat saya. Karena ini pengalaman pertama selama di Jakarta saya tidak pernah lepas dari Susiah. Dalam pelatihan JWP tersebut dihadiri banyak sekali teman-teman sesama anggota Pekka dari berbagai kabupaten. Kami saling mengenal satu sama lain, mereka semua ramah-ramah walaupun kami berbeda suku, agama, dan bahasa. Saya senang sekali bisa mengenal mereka. Selain berkenalan dengan ibu-ibu anggota serikat dari berbagai kabupaten saya juga berkesempatan untuk mengenal Ibu Nani dan Ibu Rom dari Yayasan PEKKA. Pada kegiatan tersebut saya disuruh untuk memperkenalkan diri ke depan. Walaupun dengan lutut menggigil saya beranikan diri untuk maju ke depan. Selama mengituti pelatihan saya kurang nyaman karena ruangannya sangat dingin yang membuat saya jadi mengantuk, namun saya tetap berjuang mengikuti pelatihan samapai selesai. Sepulang dari pelatihan kami mendapatkan tugas untuk berbagi ilmu dengan teman-teman lainnya di kelompok.  

Tahun 2017  Kabupaten Dharmasraya sudah mempunyai Serikat Pekka sendiri tidak lagi menginduk ke Serikat Pekka Sijunjung, Dewita terpilih menjadi Ketua Serikat karena statusnya yang Single Parent. Dewita menjabat sebagai ketua Serikat Pekka Dharmasraya hanya 3 tahun, di tahun ke 3 dia menikah lagi sehingga tidak bisa lagi menjabat sebagai pengurus inti di Serikat. Setelah itu Serikat Pekka Dharmasraya diketuai oleh Susiah,  tepatnya di tahun 2020, di tahun yang sama saya terpilih untuk mengikuti pelatihan kader paralegal, setelah mendapatkan ilmu dari pelatihan saya mencoba untuk mempraktekannya di lapang. Kasus-kasus yang pernah saya dampingi seperti kasus hamil luar nikah, pembuatan KK, Akte kelahiran, dan lainnya.   

Hari berlalu, bulanpun  berganti tahun, menjadi Kader JWP mempunyai kesan tersendiri yaitu harus pandai-pandai pendekatan, cara berbicara mengorek keterangan (memancing) selama menjadi JWP sudah mulai bisa membuat berita dari Diskam, FPK, Profil diri, Profil seseorang hingga berita audensi ke Kantor Bupati Dharmasraya, walaupun masih banyak pembenahan atau pengeditan dari Seknas Pekka, karena membuat suatu cerita itu harus ada 5w+1 H. Hingga saat ini pun saya masih terus belajar menulis, menulis, dan menulis, selain dari pelatihan saya menulis juga dapatkan ilmu lebih dari salah seorang PL dari Seknas Pekka, yaitu Mala Hasan, yang begitu detail  betul cara penulisan, letak tanda baca, dan huruf besar, saat ke Dharmasraya,  juga  harus membaca cerita agar cerita kita bisa diperbaiki.   

Selain kegiatan Pekka saya juga bergabung menjadi ‘Relawan Negeri’ bulan November 2021, di bawah Yayasan Insan Bumi Mandiri, yang bergerak dalam bidang sosial, seperti membantu masyarakat yang kekurangan biaya operasi, pengobatan, dengan kriteria menengah ke bawah, tempat ibadah, dan lainnya, tetapi dengan mengikuti prosedur, mulai dari mengumpulkan foto dan video keadaannya. Semua itu harus saya jalankan dengan semangat, karena ada rasa senang kepuasan tersendiri  yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Semoga kedepannya saya  semakin lancar menulisnya dan bisa menerbitkan buletin. Buletin dengan berbagai  cerita, terima kasih Pekka telah melatih saya menulis, sehingga saya bisa memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar, semoga kedepannya semakin sukses dan Pekka dikenal di seluruh Indonesia, juga melahirkan JWP-JWP yang handal dalam menulis cerita yang bermanfaat. 

 

Bagikan Cerita Ini

Cerita Terkait

Pengalaman Membuatku Kuat dan Bisa Meraih Pre

Pengalaman Membuatku Kuat dan Bisa Meraih Prestasi K...

Perempuan yang Menjadi Tulang Punggung: Kisah

Perempuan yang Menjadi Tulang Punggung Aku terpaksa me...

Leave a Comment