Sepak Terjangku Di Pekka : Kisah Diri Siti Rohmah

Aku bernama Siti Rohmah, aku dilahirkan di Desa Ciburial Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang pada tanggal 8 Juli 1992. Aku lahir dari pasangan suami istri seorang petani, aku anak pertama dari 3 bersaudara.  Aku hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMA di SMA YPI Bandung, karena aku dulu anak yang bandel tidak nurut orang tua sehingga putuslah sekolahku.  

Setelah tidak bersekolah lagi aku memutuskan mencari pekerjaan. Pekerjaan pertama aku menjadi seorang PRT (pembantu rumah tangga) di Jakarta selama dua tahun. Dari hasil gajiku aku kirimkan ke orang tuaku untuk membiayai adik-adikku, supaya mereka tidak seperti aku.   

Aku memutuskan berhenti bekerja karena pacarku berniat melamarku. Akhirnya di tahun 2010 kami pun memutuskan untuk menikah. Suamiku seorang tukang ojek, kadang merantau dan segala pekerjaan dilakukan demi memenuhi kebutuhan rumah tangga kami. Setelah 2 tahun menikah tepatnya di tahun 2012 lahirlah anak pertama kami seorang laki-laki yang lucu, lalu di tahun 2018 aku melahirkan 2 perempuan anak kembar yang cantik dan menggemaskan. Sehari-hari aku hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan merawat ketiga anak-anaknya.  

Awal Februari tahun 2022 tepatnya pada Kamis malam, saat itu pukul 19:30 WIB, tidak sengaja aku melewati rumah Teh Iis yang kebetulan sedang mengadakan pengajian. Aku dipanggil untuk ikut serta dalam pengajian, dengan melangkahkan kaki aku masuk dan menebarkan senyum juga mengucapkan salam. Aku mengikuti proses pengajian sampai selesai, dan selanjutnya Teh Iis menyampaikan materi penguatan visi misi tentang sungai kehidupan, sehingga membuat aku tertarik ingin bergabung di Serikat Pekka Pandeglang dan ternyata Teh Iis adalah Ketua Serikatnya.  

Minggu berikutnya kegiatan penguatan visi misi masih dilanjutkan, setelah selesai dilanjutkan dengan pemilihan pengurus kelompok Cahaya. Aku terpilih sebagai ketua kelompok setelah melewati diskusi bersama, aku berkomitmen kepada diri sendiri dan menyatakan kepada anggota kelompok untuk berusaha sebaik-baiknya memajukan kelompok Cahaya. Selanjutnya kami membuat rencana tindak lanjut (RTL), agar kedepannya Kelompok Cahaya mempunyai agenda dan rencana kegiatan sehingga semua anggota lebih semangat untuk melangkah dan memajukan kelompok. Filosofi cahaya adalah agar kami selalu bersinar kapan dan dimana saja.  

Kelompok cahaya sampai saat ini masih aktif dan terus berkembang. Terbukti dengan banyaknya kegiatan, pertemuan rutin mingguan yang kami isi dengan kegiatan pengajian dan arisan. Selain itu di Kelompok ada Pekka Mart, modal awal Pekka Mart Rp. 200.000,- yang kami belanjakan seperti sabun, gula, kopi, minyak goreng dan lainnya. Sampai sekarang Pekka Mart yang kami kelola sudah mencapai keuntungan Rp. 1.000.000,- Setiap anggota dianjurkan untuk belanja kebutuhan sehari-hari di Pekka Mart. Kami bersedia memenuhinya dengan catatan harus pesan terlebih dahulu barang yang diinginkan, baru kami belanjakan.  

  

Selain Pekka Mart kami juga punya program pengelolaan sampah yang kami beri nama Bank Sampah. Di bank sampah semua anggota diwajibkan mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa dijual ke pengepul sampah seperti botol plastik, besi-besi yang sudah tidak terpakai, kardus, dan buku bekas. Dari hasil penjualan kami sepakat uangnya ditabung di kelompok. Uang tersebut akan kami pergunakan untuk tambahan modal Pekka Mart agar lebih berkembang.  

Sebagai kader Pekka, aku harus bisa menyampaikan dan memperkenalkan program Pekka kepada masyarakat di Desa Ciburial yang kami cintai ini. Selain itu sosialisasi juga kami lakukan ke desa-desa lainnya, dengan cara melakukan kunjungan ke kantor desa dan masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Cimanggu. Memang tidak mudah untuk mengenalkan dan meyakinkan kepada masyarakat tentang Pekka, bahkan ada Kepala Desa yang menolak kami. Seperti Desa Padasuka yang pernah kami datangi dan kepala desanya belum mengijinkan kami untuk perluasan wilayah di desanya dengan alasan sebelum mempunyai surat izin dari kecamatan. Perasaan kami campur aduk kala itu kesal, sedih dan lelah, dalam hati berkata “kok masih ada ya kepala desa yang seperti itu?”.  

Aku juga melakukan pendampingan Kelompok. Seperti kelompok Jaya Berkah di Desa Cikalong, Kelompok Perintis dan Kelompok Romantis di Desa Kiara Jangkung Kecamatan Cibitung, Kelompok Melon di Desa Karya Buana Kecamatan Cigeulis. Jaraknya lumayan jauh dari rumahku, perjalanan menuju lokasi sangat menguji adrenalin, karena jalannya rusak, banyak lubang, batu-batu besar dan becek. Aku juga melewati sawah, hutan yang sepi sehingga membuat aku ngeri dan seram. Tetapi ini bukanlah hambatan yang berarti bagi aku, karena aku yakin bahwa aku bisa dan mampu untuk memajukan kelompok-kelompok Pekka di Kabupaten Pandeglang. Aku juga ikut melakukan kunjungan ke anggota yang sudah tidak aktif, bersama pendamping ibu Evi pengurus dari Federasi Serikat Pekka. Kami mengajak kembali anggota tersebut untuk aktif kembali berkegiatan di Pekka. Dari 3 orang yang dikunjungi kami bersyukur mendapatkan respon yang baik, dan mereka bersedia untuk mengikuti kembali  kegiatan di Pekka.  

Saat ini aku sedang mengikuti kelas menulis Jurnalisme Warga Pekka (JWP). Banyak pelajaran yang aku dapat dalam kelas ini, awalnya aku tidak tahu apa SPOK, 5W1H, photography, penulisan feature dan yang lainnya. Sekarang aku mengerti bagaimana cara menulis berita dan cerita. Mulai dari cara bagaimana mewawancarai narasumber, lalu mengambil foto dan menuangkan dalam bentuk tulisan.  

Banyak sekali perubahan yang aku rasakan setelah aku bergabung di Pekka. Dulu aku hanya seorang ibu rumah tangga biasa, aku tipe orang yang sangat cuek dan tidak pernah mau tahu serta peduli tentang apa yang tentang terjadi di sekitar lingkungan dan di desaku. Bahkan aku tidak mengetahui, ada organisasi apa saja yang ada di desaku salah satunya Pekka. Setelah aku bergabung di Pekka aku baru mengetahui banyak cerita, permasalahan yang terjadi pada perempuan. Sehingga menggugah hati nuraniku untuk peduli dan membantu masyarakat dan perempuan di desaku apa yang menjadi persoalan mereka selama ini. Aku bangga bisa menjadi kader Pekka.   

Tepatnya 15 Mei 2022 aku terpilih mewakili Kabupaten Pandeglang untuk mengikuti pelatihan kelas paralegal yang diadakan di Pusdiklat Alta Karya Pekka di Desa Sukamanah, Gadog, Kabupaten Bogor. Pelatihan yang berlangsung selama satu minggu tersebut diisi dengan materi yang berkaitan tentang hukum, seperti kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga (KDRT), perlindungan kekerasan terhadap anak (KTA), perlindungan perempuan dan ketidakadilan gender dan mempelajari hukum- hukum apa saja yang ada di Indonesia.  

Aku dinyatakan lulus dan menjadi mentor paralegal, aku dan teman-teman mentor lainnya ditugaskan untuk membuka kelas di kabupaten masing-masing. Ini adalah awal dari perjalanan aku sebagai mentor paralegal untuk melaksanakan tugas kedepannya, aku mulai mensosialisasikan kepada anggota serikat Pekka, dan pemerintah desa, agar mereka mengetahui kalau Pekka akan mengadakan pendidikan kelas paralegal.  

Aku bersama 2 mentor temanku mencari peserta untuk kelas paralegal di setiap kelompok, memang tidak mudah untuk mengajak ibu-ibu bergabung, akan tetapi setelah kami berikan penjelasan tentang apa itu paralegal, barulah mereka memahami dan mau menjadi peserta. 30 peserta sudah terdaftar, kami para mentor bersama pengurus Serikat Pekka mengadakan pembukaan orientasi kelas pada awal Juli 2022. Dalam pembukaan kelas kami mengundang pemerintah desa RT dan RW setempat. Kami berharap kedepannya Serikat Pekka diakui dan diketahui oleh masyarakat luas, bahwa di Kabupaten Pandeglang ada sekolah paralegal. Doa dan harapan kami dengan adanya paralegal Pekka di Kabupaten Pandeglang,  bisa membantu masyarakat terutama perempuan dan masyarakat miskin, karena sejauh ini kasus-kasus yang bersangkutan dengan perempuan hanya dipandang sebelah mata, untuk itu kami dari kader paralegal Pekka akan mengubah pola pikir masyarakat dan bisa menyadari bentuk -bentuk ketidak adilan terhadap perempuan dan anak yang ada di Kabupaten Pandeglang.  

Semua anggota keluargaku sangat mendukung aku terlibat di Serikat Pekka. Banyak pengalaman yang aku dapatkan di Pekka aku menjadi percaya diri, bisa membantu masyarakat, berani bicara di depan forum dan rapat-rapat pemerintah desa, kini menjadi kader sekaligus mentor paralegal. Harapanku agar aku bisa berguna dan bermanfaat untuk keluargaku, kelompok Pekka dan masyarakat. 

Bagikan Cerita Ini

Cerita Terkait

Leave a Comment