Belajar Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu Bersama Pekka
Kisah Diri Gusriyanti

 

Pernikahan dini membuatku sengsara. Apalagi, pernikahan itu tidak direstui orang tua. Berharap bahagia, tetapi derita yang aku terima. Aku berhasil keluar dari kesulitan yang aku buat sendiri bersama Pekka.


Aku diberi nama Gusriyanti, lahir sebagai anak ke-3 dari 5 bersaudara, pada pertengahan tahun 1997 di sebuah dusun di Kecamatan Bungo Dani, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Orang tuaku bekerja sebagai petani, dan keluarga kami tergolong tidak mampu. Meskipun demikian, orang tuaku tetap melakukan apa pun agar anak-anaknya bisa bersekolah. Mereka ingin melihat anak-anaknya sukses di kemudian hari.

Harapan orang tuaku perlahan-lahan sirna, setelah satu per satu kakakku tidak mau melanjutkan pendidikan ke SMA. Mereka pun menaruh harapan kepadaku dan adik-adikku. Kegembiraan terpancar dari diri mereka ketika aku lulus dari SMA pada 2015. Namun, aku menolak permintaan orang tuaku yang menginginkanku untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Ketika masih di SMA, aku berkenalan dengan seorang lelaki. Kami menjalin hubungan lebih dari sekadar teman. Orang tuaku mengetahui hubungan kami, dan melarangku untuk melanjutkan hubungan itu, karena aku masih sekolah. Namun, aku tidak mendengarkan kata-kata orang tuaku. Aku memilih menikah dengan lelaki pilihanku.

Alhamdulillah, harapan orang tuaku terpenuhi melalui adik-adikku. Tahun ini seorang adikku akan diwisuda, sementara adiknya masih bersekolah di sebuah madrasah tsanawiyah.

Menikah dengan laki-laki pilihanku

Aku menikah tanpa mendapat restu orang tua. Laki-laki yang aku nikahi berprofesi sebagai supir, dan anak yang selalu dimanja oleh orang tuanya. Aku tinggal di rumah mertua setelah menikah. Pada kenyataannya, kehidupan pernikahanku jauh dari bahagia. Setiap hari aku ribut dengan suami, karena dia tidak mau bekerja dan selalu meminta kepada orang tuanya.

Ketika aku hamil anak pertama, aku berharap suamiku berubah. Namun, harapanku tetap tidak terpenuhi. Aku bersedih karena ketika aku melahirkan suamiku tidak ada. Perlengkapan bayi pun aku tidak punya. Sampai akhirnya kakakku datang dan menghadiahkan segala keperluan bayiku.

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba mertuaku bercerai. Suamiku menjadi depresi karena perceraian orang tuanya, lalu dia melarikan diri ke narkotika dan obat-obatan terlarang dan kecanduan. Sifat pemalas yang melekat pada dirinya mendorong suamiku untuk mencuri di sana-sini karena dia membutuhkan uang untuk mendapatkan narkoba. Keadaan ini memaksaku untuk kembali ke rumah orang tuaku.

Aku diceraikan suamiku setelah kejadian tersebut. Tidak lama kemudian, aku mendengar dia dipenjara karena kasus penjambretan. Setelah bebas, dia mengajakku rujuk, yang aku terima meski orang tuaku menentangnya.

Suamiku kembali masuk penjara, bahkan sampai dua kali. Ketika meringkuk di hotel prodeo untuk yang ketiga kali, dia menceraikanku lagi. Padahal, kami sudah memiliki tiga orang anak. Mendengar kabar aku kembali dijatuhi talak tiga, orang tuaku datang menjemput aku dan anak-anakku. Aku pun kembali tinggal bersama mereka, dan melanjutkan hidup.

Bangga bisa berada di kelompok Pekka

Suatu hari, ibu RT datang ke rumah dan memintaku datang untuk ikut berkumpul di Kantor Rio (Kepala Desa) Sungai Arang pada keesokan harinya. Ibu RT juga menjelaskan bahwa yang diminta berkumpul adalah para janda. Aku tersenyum mendengarnya, dan membayangkan akan mendapat bantuan.

Ketika aku datang keesokan harinya, aku diperkenalkan kepada Ibu Sundari dan Ibu Susiah. Mereka berdua menjelaskan tentang Pekka, dan mengajak ibu-ibu yang hadir untuk bergabung. Aku tidak merasa tertarik, karena tidak memahami penjelasan Ibu Sundari dan Ibu Susi.

Namun, ketika diadakan pembentukan kelompok, aku ditunjuk untuk menjadi wakil ketua kelompok Sungai Arang. Aku masih belum tertarik, karena aku pikir Pekka hanyalah kegiatan kumpul-kumpul untuk mengisi waktu luang. Aku bahkan tidak hadir ketika diminta untuk mengikuti pertemuan melalui aplikasi Zoom, karena ketua kelompokku sakit.

Beberapa hari kemudian, aku mendapat telepon dari seorang kader dari Desa Tanjung Agung, Rumini, agar aku datang ke kegiatan Pekka yang salah satu agendanya adalah mengurus Surat Cerai secara gratis. Aku merasa kegiatan ini bermanfaat, karena selama ini aku tidak tahu bagaimana caranya mengurus Surat Cerai. Yuk Rumini pun memberiku arahan tentang kepengurusan Surat Cerai secara gratis, dan alhamdulillah, aku bisa mendapatkannya.

Melihat kegiatan yang diadakan Pekka tersebut, mataku terbuka. Pekka adalah kegiatan yang sungguh-sungguh dan serius, serta memberi banyak manfaat bagi masyarakat. Aku pun bersedia terlibat secara aktif.

Pengalaman Selama Bergabung Dengan Pekka

Setelah aku memahami apa manfaat dari Pekka, aku mulai serius mengikuti kegiatan dan pelatihan yang diadakan Pekka. Manfaat yang aku dapatkan adalah aku diajari bagaimana mengemukakan pendapat di hadapan publik. Aku benar-benar merasa beruntung karena dilibatkan.

Kesempatan lain datang ketika Yuk Rumini memintaku untuk mewakili Desa Sungai Arang dalam Pelatihan Fasilitator KLIK PEKKA yang dilakukan melalui aplikasi Zoom pada 3 Juli 2023. Materi pelatihan ini adalah pengisian formulir dan cara melayani masyarakat yang datang ke KLIK PEKKA untuk berkonsultasi. Kegiatan ini disusul oleh rapat yang diadakan pada 8 Juli 2023, yang difasilitasi oleh Ibu Sundari, Ketua Badan Pelaksana Harian Federasi Serikat Nasional Pekka. Sayangnya, aku tidak bisa mengikuti rapat tersebut karena harus bekerja.

Pada 12 Juli 2023, pelatihan bagi para fasilitator KLIK PEKKA kembali diadakan, dengan didampingi Ibu Sundari dan perwakilan dari Yayasan PEKKA, Mbak Devi Herawati. Aku pun tidak bisa mengikuti pelatihan ini, karena pekerjaanku yang tidak bisa ditinggalkan.

KLIK PEKKA yang pertama di Kabupaten Bungo diadakan pada 17 Juli 2023 di Tanjung Agung, Kecamatan Muko-Muko Batin VII. KLIK PEKKA yang kedua diadakan pada 20 Juli 2023 di Desa Mangun Jayo, di kecamatan yang sama dengan KLIK PEKKA yang pertama. Pada kegiatan ini, aku bertugas di meja pendaftaran.

Meskipun pada awalnya aku kebingungan dalam menjalankan tugasku, aku bersyukur karena bisa memberi sedikit sumbangsih dalam membantu permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Mangun Jayo. Aku berharap, Pekka akan terus mendampingi dan mendukung para perempuan kepala keluarga dalam memperjuangkan kesejahteraan mereka.(*)

Bagikan Cerita Ini

Cerita Terkait

Leave a Comment